Warga Nahdliyin Kesamben Miliki BMT-NU Sekaligus Gedung MWCNU

NU Jombang Online,
Warga Nahdhatul Ulama (NU) Kecamatan Kesamben, Kabupaten Jombang, Jawa Timur resmi memiliki Baitul Mal wat Tamwil Nahdhatul Ulama (BMT-NU) cabang setempat dan kantor Majelis Wakil Cabang Nahdhatul Ulama (MWCNU), Ahad (21/2/2016) pagi menjelang siang.
Melengkapi momentum peringatan hari lahir (harlah) NU ke-90, launching BMT-NU juga peresmian kantor MWCNU tersebut dilakukan secara bersamaan. Hal ini merupakan kegembiraan tersendiri bagi masyarakat nahdliyin, khususnya di Kesamben dan warga NU secara umum.
Peresmian yang dilangsungkan di aula kantor MWCNU Kesamben itu dilakukan Ketua NU Jombang, KH Isrofil Amar dan didampingi Ketua DPRD Jawa Timur, H A Hailim Iskandar, Ketua DPC PKB Jombang, M Subaidi Mukhtar dan Ketua BMT-NU Jombang pusat, Khairul Anam.
Dalam kesempatan tersebut, Kiai Isrofil mengapresiasi terhadap kesolidan kinerja pengurus MWCNU Kesamben dan badan otonom (banom) NU yang lain untuk mendirikan lembaga keuangan mikro tersebut. “Kami sangat senang karena di Kesamben mulai Muslimat, Fatayat, Ansor dan banom yang lain sangat kompak,” ujarnya.
Ia berharap kesolidan dan kebersamaan yang sudah dilakukan mereka hendaknya terus berlanjut hinhgga BMT-NU menjadi lembaga keuangan yang maju dan berkembang pesat, dan tidak mengenyampingkan tujuan awal berdirinya BMT-NU untuk menjembatani kesejahteraan warga masyarakat. “Semoga kebersamaan yang sudah dilakukan oleh nahdliyin Kesamben bersifat selamanya,” harapnya.
Sementara Halim, begitu dia disapa setiap harinya disaat yang sama menyatakan akan terus mendorong pengembangan BMT-NU. Menurutnya optimalisasi pengembangan lembaga perekonomian sangat berkaitan dan mendorong dengan agenda besar Jawa Timur ke depan, yaitu pengembangan bidang ekonomi kerakyatan, pendidikan dan kesehatan.
Sementara M Subaidi Mukhtar, salah satu orang yang sangat berperan dalam pendirian gedung MWCNU dan BMT-NU di Jombang menegaskan bahwa BMT-NU tersebut adalah satu dari delapan BMT-NU yang difasilitasi oleh DPC PKB Jombang. “BMT NU kesamben ini adalah salah satu paket program yang telah disiapkan oleh DPC PKB Jombang. Saya sampaikan Selamat atas diresmikannya BMT NU di kecamatan Kesamben ini,” kata Subaidi yang juga Wakil Ketua DPRD Jombang ini.
Namun demikian, melihat perkembangan BMT-NU yang begitu pesat di tiga MWC-NU Jombang yang sudah ada, menurutnya, DPC PKB Jombang akan mempercepat gerakan ekonomi kerakyatan yang di kelola Lembaga Perekonomian (LP) NU Jombang tersebut. yang semula target rampung pada tahun 2019 untuk 8 BMT-NU, namun akan dilakukan akselerasi sehingga pada 2017 mendatang semuanya sudah berdiri.
Dengan diresmikannya gedung MWCNU dan BMT-NU, Iin Inayatul Ainiyah, Ketua Pimpinan Anak Cabang (PAC) Fatayat yang juga sebagai Pengurus BMT-NU Kesamben berharap akan menambah semangat dan kerjasama yang baik dalam menjalankan program NU yang sudah direncanakan.
“Semoga dengan diresmikan gedung MWCNU akan menambah semangat seluruh pengurus MWCNU serta banom-banomnya dalam berorganisasi dengan niat berjuan dijalan Allah. Kepada para pengurus BMT-NU mari kita mantabkan niat, berusaha sekuat tenaga untuk membesarkan BMT-NU, karena lembaga keuangan ini berjalan dengan baik jikan pengelolaan dilkukan dengan baik dan tentunya didasari dengan SDM yang mumpuni,” ucapnya. (Syamsul Arifin)

Ikhtiyar Mencari Sistem Lembaga Keuangan Di NU


Pada periode kepengurusan 2012-2017, Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Jombang menyusun program kerja lima tahunan. Salah satu kegiatan dalam program tersebut adalah mendirikan lembaga keuangan (moneter), yang secara teknis dilaksanakan oleh Lembaga Perekonomian Nahdlatul Ulama (LPNU), salah satu departemen dalam kepengurusan PCNU Jombang yang bergerak dalam kegiatan ekonomi.

 Program fasilitasi pendirian lembaga keuangan di lingkungan PCNU Jombang merupakan program yang sangat riskan, kalau tidak bisa dikatakan sebagai program yang cukup ambisius. Kenapa? Karena dalam sejarah fasilitasi pendirian lembaga keuangan oleh perangkat PCNU Jombang pernah mengalami kegagalan, dan defisit kepercayaan kepada lembaga keuangan yang didirikan dan dimiliki oleh warga NU secara organisasi cukup nyata. Hal ini dibuktikan dengan: jangankan warga NU, pengurus NU sendiri saja mayoritas tidak percaya kepada lembaga keuangan yang didirikan dan difasilitasi oleh NU.

Ketidakpercayaan itu bisa dilihat dari masih ragu-ragunya pengurus NU untuk menyimpan dananya di lembaga keuangan yang diinisiasi oleh NU. Takut dana yang disimpan atau diinvestasikan akan sirna, dan tidak jelas ke mana larinya, dan lembaga keuangannya bubar tanpa pertanggungjawaban. Ketidakpercayaan ini pantas menghinggap di kalangan pengurus sendiri, karena mereka mungkin pernah mengalami atau menyaksikan sendiri bagaimana lembaga keuangan NU dikelola di masa lalu.
Dari defisit kepercayaan yang akut seperti inilah, program fasilitasi pendirian lembaga keuangan, yang selanjutnya berbentuk Baitul Mal wat Tamwil Nahdlatul Ulama (BMTNU) Jombang, mulai dijalankan. Pengurus Lembaga Perekonomian Nahdlatul Ulama (LPNU) Cabang Jombang direkrut dari orang-orang yang selama ini bergelut dalam bidang keuangan lembaga sosial dan 'bankir' lembaga keuangan. Ditopang oleh dua perpaduan keahlian ini, BMTNU Jombang mulai menyusun visi, misi, tujuan dan program melalui perencanaan strategis, serta dilengkapi dengan aturan teknis standard operational procedures (SOP).

Berbekal perangkat-perangkat tersebut, BMTNU yang secara hukum berbentuk Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS) mulai merekrut anggota dan dideklrasikan, selanjutnya melakukan rekruitmen staf: mulai dari direktur, bagian administrasi sampai bagian marketing dan collecting. Pada awal pendirian, direktur langsung dirangkap oleh sekretaris Pengurus LPNU Jombang, dengan pertimbangan dia memiliki pengalaman sebagai seorang bankir BPRS.

Yang perlu ditegaskan di sini adalah, dalam pendirian lembaga keuangan yang berbentuk koperasi ini, LPNU sebagai pelaksana program PCNU hanyalah memfasilitasi pendirian. Karena koperasi merupakan lembaga/organisasi tersendiri yang berbeda dengan NU dan tidak di bawah kendali NU, tetapi berada dalam kekuasaan anggota, meskipun dalam klausul di aturannya bisa ditambahkan tentang hubungan (relasi) koperasi ini dengan NU.

Dalam menjalankan BMTNU, pengurus dan manajemen tidak mengambil referensi atau adopsi sistem dari manapun. Memang sedari awal diniati bahwa pendirian BMTNU ini adalah sebagai upaya pembelajaran bersama. Semua perencanaan, pelaksanaan, monitoring-evaluasi dan pengambilan keputusan dianggap sebagai proses pembelajaran. Karena proses pembelajaran, maka semua orang yang terlibat harus berniat belajar dan bisa menarik pelajaran dalam mengelola lembaga keuangan yang sesuai dengan iklim di Nahdlatul Ulama.

Hal ini juga didasari oleh pengetahuan yang ada bahwa, sampai saat ini Nahdlatul Ulama secara organisasi belum memiliki sistem lembaga keuangan yang sudah dijalankan secara nasional. Beberapa Pengurus Cabang atau Pengurus Wilayah sedang berikhtiar untuk menemukan sistem lembaga keuangan yang pas bagi Nahdlatul Ulama.

Yang terpenting, dalam memfasilitasi pendirian BMTNU ini benar-benar diputuskan secara organisasi dan karena itu difasilitasi NU dalam pendiriannya, tidak diputuskan dan didirikan oleh orang per-orang pengurus NU, dan selanjutnya secara mayoritas sahamnya dikuasai oleh orang per-orang tersebut.

Dalam perjalanannya, pengelolaan BMTNU Jombang yang menghimpun warga Nahdlatul Ulama dalam upaya membangun kondisi ekonomi yang lebih baik mampu mengambil pelajaran-pelajaran yang dikumpulkan dalam analisis: Selama ini BMTNU Jombang sudah mampu memenuhi kebutuhan dasar anggota dalam menyediakan pemodalan. Sehingga akses kepada sumber permodalan bisa tercapai. Upaya ini mampu meningkatkan kebersamaan warga Nahdlatul Ulama dalam meningkatkan kapasitas dalam bidang ekonomi, yang selanjutnya mengarah pada upaya membangun perbaikan dan keadilan dalam bidang ekonomi.

Namun yang paling penting dalam menjalankan BMTNU ini adalah sebagai salah satu ikhtiar dari berbagai ikhtiar dalam mencari sistem lembaga keuangan yang sesuai dengan iklim Nahdlatul Ulama. Karena iklim yang ada di lingkungan Nahdlatul Ulama bisa berbeda dengan iklim yang ada di organisasi lain.

Oleh: Muslimin Abdilla (Sekretaris PCNU Jombang)

Bulan Ini BMTNU Buka Di Kesamben


Pengurus pusat Baitul Mal wat Tamwil Nahdlatul Ulama (BMT-NU) Kabupaten Jombang, Jawa Timur tengah mengupayakan menambah cabang BMT-NU di beberapa kecamatan Jombang pada tahun 2016 ini. Salah satunya di Kecamatan Kesamben ditargetkan pada bulan Februari mendatang.
Rencana tersebut merupakan hasil rapat koordinasi antara Pengurus BMT-NU pusat dengan Pengurus Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) Kesamben, Muslimat, Fatayat dan Gerakan Pemuda (GP) Ansor di Aula Kantor MWCNU setempat, Selasa (26/1/2016) malam.
Dalam rapat tersebut, mereka menyepakati bahwa BMT-NU cabang Kesamben akan didirikan pada tanggal 21 Februari mendatang. Sedangkan persiapan teknis dan perekrutan pengelola cabang BMT ini sudah dibahas dan direncankan sejak tiga bulan yang lalu. “BMT Kesamben, telah dirintis sejak tiga bulan yg lalu. Dan saat ini sudah ada 60 penabung,” kata Muhammad Muchlis Irawan, Sekretaris BMT-NU pusat kepada NU Online, Rabu (27/1).
Sesuai dengan kebijakan Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Jombang untuk mendirikan lembaga keuangan sebagai strategi kesejahteraan warga nahdliyin, juga sebagai upaya mengembangkan dan memperkuat kelembagaan NU. Selama dua periode dipimpin KH Isrofil Amar, memang ada target untuk mendirikan satu BMT di tingkat kabupaten dan tiga di MWCNU. “Yang sudah ada sekarang di Bareng, dan di Kesamben ini adalah pendirian yang ke dua,” ujarnya.
Untuk pengurus BMT-NU cabang Kesamben, Muhlis sapaan akrabnya menetapkan setidaknya dikelola oleh 8 (delapan) kader NU yang memang berdomisili di Kesamben. “Nanti saat resmi dibuka, telah disiapkan empat org pengelola, satu orang penanggung jawab, satu oanrg teller dan dua orang marketing,” ulasnya.
Sementara Ahmad Samsul Rijal, Sekretaris PCNU saat dikonfirmasi mengaskan bahwa rencana pendirian BMT-NU Cabang Kesamben menjadi lompatan kedua PCNU untuk menguatkan kembali nilai dan semangat ta’awun dalam berjam’iyah, khususnya peran Jam’iyah Ijtimaiyyah di bidang ekonomi.
“Karenanya, mengembangkan BMT NU Jombang Cabang Kesamben merupakan upaya membangun kemanfaatan Jam’iyyah di bidang ekonomi melalui lembaga keuangan syariah yang secara konkrit bisa menjawab masalah ekonomi dari, oleh dan untuk Nahdliyyin di kecamatan Kesamben,” pungkasnya. (Syamsul Arifin)

BMT NU Jombang Ajukan Badan Hukum Koperasi


Baitul Maal Wa Tamwil Nahdhatul Ulama’ (BMT NU) Kabupaten Jombang, Jawa Timur ajukan badan hukum koperasi kepada Dinas Koperasi Jombang karena sudah dianggap memenuhi syarat legalisasi. 
Khairul Anam, Ketua BMT ini meminta Dinas Koperasi Jombang memudahkan peroses legalisasi terhadap keberadaan lembaga perekonomian mikro tersebut. “kami mohon nanti kepada dinas koperasi agar lebih memudahkan di dalam perizinan, insyaallah segala persyaratan sudah kami penuhi,” katanya saat memberikan sambutannya pada pembukaan rapat anggota (RA) BMT NU ini. Sabtu (3/10).
Anam, panggilan akrabnya menilai, selama dua tahun berdiri, BMT ini mendapat respon positif dari warga nahdliyin khususnya, mereka sudah banyak bisa mengakses keuangan, permudalan, pinjaman dan jenis yang lain. “jangan sampai lembaga yang sudah berjalan ini tidak mendapatkan ketentuan hukumnya. Kami berharap pihak Dinas Koperasi lebih membimbing kami,” ungkapnya.
Kegiatan RA ini berlangsung di Aula Kantor Pengurus Cabang (PC) NU Jombang yang dihadiri kurang lebih dari 20 orang. Mereka terdiri dari semua pengurus BMT NU, Ketua Tanfidziyah beserta jajarannya dan perwakilan Dinas Koperasi Jombang mengikutinya hingga rampung.
Dalam paparannya, Abd Rahman, Dinas Koperasi Jombang menyampaikan bahwa pihaknya sudah menyediakan format pengajuan badan hukum koperasi tersebut. “kami sudah sediakan format pengajuan badan hukum yang harus diisi, kemudian di bawa ke Dinas. Kalau sudah di acc oleh pimpinan, nanti langsung diberikan ke notaries. Karena sejak tahun 2005 anggaran dasr itu disahkan oleh notaries selaku Notaris pembuatan akta koperasi (NPAK),” terangnya.
Ia berjanji setelah semua persyaratan pengajuan tersebut dipenuhi oleh BMT NU ini, Pihak Dinas akan mengusahakan mengeluarkan akta legalisasi Koperasi tersebut selambat-lambatnya dua minggu setelah semua berkas pengajuan disetorkan ke kantornya. “kami akan mengusahakan paling lambat dua minggu ini, surat itu sudah turun dari Dinas Koperasi setelah semua persyaratannya sudah selesai dan disetorkan ke kantor,” ujarnya.
Hal ini disinyalir oleh Ketua Tanfidziyah, KH Isrofil Amar. Menurutnya, lembaga perekonomian milik NU, termasuk jenis koperasi itu memang harus memiliki ketentuan hukum yang jelas, melihat  keberadaannya sudah tesebar luas. “mudah-mudahan melalui rapat anggota ini, BMTNU Jombang semakin bisa dinikmati oleh masyarakat luas dan tersebar ke berbagai daerah,” ungkapnya. (Syamsul)

BMT NU Jombang Ajak Guru Madrasah Jadi Nasabah

Baitu Maal wat Tamwil Nahdhatul Ulama (BMT NU) Kabupaten Jombang terus mengembangkan jaringan nasabah, termasuk kepada para guru-guru madrasah ibtidaiyah (MI).

“Salah satu setrategi membesarkan NU adalah mengajak para guru untuk bekerja sama di lembaga BMTNU Jombang ini,” kata M Mukhlis Irawan Ketua Lembaga Perekonomian Nahdhatul Ulama (LPNU) Jombang saat menyosialisasikan programnya di MWCNU Kecamatan Paterongan, Jombang, Jawa Timur, Sabtu (11/4).
Puluhan guru tampak sangat antusias mengikuti sosialisasi lembaga keuangan NU tersebut hingga rampung. Mereka datang dari beberapa lembaga MI di Jombang.
Rozi, Ketua MWCNU Paterongan, yang turut hadir berharap semua guru menjadi bagian dari nasabah BMTNU tersebut. “Pokoknya guru yang ada di sini harus menjadi nasabah,” pintanya.
Mukhlis mengatakan, pihaknya akan terus memperluas jaringan tersebut, selain dengan para guru madrasah, BMT NU juga akan bekerja sama dengan takmir masjid dan taman pendidikan al-Qur’an (TPQ).
Lembaga keuangan mikro yang berdiri pada 2013 lalu ini juga sukses membuka cabang di Kecamatan Bareng pada tanggal 4 Januari 2015. Mukhlis mengaku, semua level keuangan NU di Jombang sudah berjalan dengan maksimal. Mereka berkompeten di masing-masing lembaga NU baik di banom ataupun di ranting-rantingnya, bahkan persoalan hukum sekalipun. (Syamsul)

BMTNU Jombang Dikenalkan Dalam Safari Ramadhan

Kegiatan Safari Ramadhan Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Jombang terus bergulir sejak Rabu (24/07) dan akan berakhir pada Senin (05/08). Untuk menjalankan Safari Ramadhan yang dilaksanakan di 21 Majelis Wakil Cabang (MWC/pengurus tingkat kecamatan) ini, PCNU Jombang membagi personalianya menjadi 4 tim. Setiap tim rata-rata bertugas untuk 5 MWC.
Safari Ramadhan yang bertujuan untuk menggerakkan warga Nahdlatul Ulama dalam menjalankan kegiatan-kegiatan organisasi dan menanamkan kecintaan kepada NU ini, diisi dengan materi penguatan paham Ahlusunnah Wal Jamaah An Nahdliyah, keorgaisasian dan mendiskusikan berbagai persoalan sosial yang melingkupi warga NU yang ada di basis-basis Ranting.
Setiap malam rata-rata ada dua kegiatan yang bersamaan di dua MWC, bahkan satu malam ada yang bersamaan di tiga MWC sekalgus, kecuali beberapa hari hanya untuk satu MWC. Misalnya tadi malam, Ahad (28/07) , kegiatan Safari Ramadhan hanya dilakukan di MWCNU Ploso.
Kegiatan Safari Ramadhan di MWCNU Ploso diisi dengan promosi dan sosialisasi BMTNU Jombang, yang disampaikan oleh M. Mukhlis Irawan, Ketua Lembaga Perekonomian Nahdlatul Ulama (LPNU). Dalam sosialisainya, Muklis menyampaikan tentang terjaminnya dana simpanan anggota di BMTNU Jombang. “Kami di BMTNU sekarang menggunakan sistem komputerisasi, sehingga perkembangan keuangan bisa dikontrol dengan baik, disamping menggunakan sistem syariah yang menjauhkan kergauan akan keabsahan dana anggota atau nasabah”, katanya.
Sedangkan yang memberikan ceramah pendidikan tentang Aswaja An Nahdliyah adalah K. Lukman Hakim, A’wan Syuriah PCNU Jombang. Kiyai Lukman menekankan pentingnya memagang teguh ajaran Aswaja An Nahdliyah termasuk dalam memprkuat akidah Aswaja.
Di akhir kegiatan, diselipkan acara pembagian dana zakat dari mantan Cabup Jombang, Munir Al fanani, kepada anak-anak yatim dan janda-janda miskin. Dalam kesempatan tersebut ada sekitar 6 anak yatim dan 10 janda miskin yang mendapatkan jatah pembagian dana zakat. (ma)

BMTNU Jombang Menyambungkan Hubungan Antar Warga NU

NU Jombang Online,
Sebagai upaya untuk menyambungkan warga NU yang memiliki dana dengan warga NU yang membutuhkan dana untuk berbagai keperluan, serta sebagai salah satu amanah Musyawarah Kerja Cabang (Muskercab) NU Jombang, maka saat ini NU Jombang telah mendirikan dan memiliki bank, yang berupa Baitul Mal Wa Tamwil NAhdlatul Ulama (BMTNU).

Demikian disampaikan H. Khoirul Anam, Direktur BMTNU Jombang, pada Sabtu (27/07), dalam kegiatan Safari Ramadhan Pengurus Cabang NU Jombang di MWC Jogoroto yang bertempat di Masjid Baiturrahman Gendingan, Sawiji, Jogoroto.

Dalam kegiatan yang diikuti seluruh Pengurus Ranting se MWCNU Jogoroto, dan masyarakat sekitar masjid tersebut, H. Khoirul Anam lebih lanjut menyampaikan, “daripada dana kita disimpan di bank-bank lain, yang keuntungannya tidak ke kita, maka lebih baik dana kita simpan di bank kita sendiri”, lanjut pria alumni Pondok Tagfidzul Quran Tebuireng tersebut.

“BMT yang kita dirikan 5 bulan yang lalu ini, saat ini masih memiliki asset 250 juta, tetapi saya yakin dalam satu tahun ini akan bisa berkembang, dan akan lebih banyak warga NU yang terbantu oleh dana kredit dengan berbagai produk yang ada”, katanya.

Pada malam Safari Ramadhan itu, disamping penyampaian materi dari unsur Tanfidziyah PCNU Jombang, juga ada penyampaian materi Aswaja dari unsur Syuriah yang dilakukan oleh KH Mujib Adnan, wakil Rasi Syuriah PCNU Jombang.

Kiyai Mujib, dalam menyampaikan materi Aswaja menganjurkan agar semua warga NU harus melakukan ikhtiyar atau berusaha. “Allah akan memberikan jalan bagi orang-orang yang melakukan usaha”, katanya sambil mengutip salah satu ayat al Quran.

“Salah satu ikhtiyar bersama kita untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan kita dan agar Allah SWT selalu memberikan jalan adalah berikhtiyar melalui BMTNU ini”, tambah kiyai Mujib
Disamping menganjurkan untuk bersama-sama membesarkan BMTNU, kiyai Mujib juga berpesan agar kita selalu menjaga amaliyah-amaliyah Aswaja Nahdlatul Ulama. “semua amaliyah yang kita jalankan sehari-sehari yang disampaikan oleh para kiyai kita memiliki dalil dan dasar yang kuat, maka dari itu, kita harus terus menjaganya dan mengamalkannya”, pungkasnya. (ma)